Selasa, 13 September 2011

Biografi Singkat Umar bin Khattab


Biografi Singkat Umar bin Khattab


Segala puji hanya bagi Allah, shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada baginda Rasulullah, dan aku bersaksi bahwa tiada tuhan yang berhak disembah dengan sebenarnya selain Allah yang Maha Esa dan tiada sekutu bagi -Nya dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan -Nya.. Amma Ba’du:
Di bawah ini kami ketengahkan biografi singkat salah seorang tokoh dan pahlawan umat ini, seorang shahabat Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam yang mulia, dan dari perjalanan hidupnya ini kita berusaha menggali beberapa pelajaran dan ibroh.
Shahabat Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam ini mengikuti semua peperangan bersama Beliau seperti perang Badar, Khandak dan peperangan bersejarah lainnya. Dia dilahirkan tiga belas tahun setelah peristiwa tentara bergajah dan termasuk generasi pertama yang masuk Islam. Dan Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda tentang Umar bin Al-Khattab di dalam sebuah hadits  riwayat Imam Ahmad, “Sesungguhnya Allah menjadikan kebenaran itu pada lisan dan hati Umar”[1].
Dan Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda tentang Umar di dalam sebuah riwayat yang dikeluarkan di dalam as-shahihaini dari Sa’d bin Abi Waqqas, “Demi Allah yang jiwaku berada di tangan -Nya tidaklah setan bertemu denganmu saat berjalan pada sebuah jalan kecuali setan itu mengambil jalan yang lain dari jalan yang engkau lalui”.[2]
Islamnya Umar bin Al-Khattab sebagai kemenangan kaum muslimin, sebagai kegembiraan bagi mereka dari segalah tekanan, hijrahnya sebagai kemenangan, kepemimpinannya sebagai rahmat, Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam menikahi anaknya dan beliau termasuk salah seorang yang diberi kabar gembira untuk masuk surga. Pada masa jabatannya, kerajaan Persia dan Romawi ditaklukkan. Abdullah bin Mas’ud berkata tentang Umar ibnul Khattab, “Allah tidak disembah dengan cara terang-terangan kecuali setelah masuknya lelaki ini (Umar Ibnul Khattabt) ke dalam Islam”.
Dialah orang yang digelari al-faruq pada umat Islam ini, namanya adalah Umar Ibnul Khattab bin Nufail bin Abdil Uzza Al-Qurasy Al-Adwi, Abu Hafsh. Keislamannya sebagai wujud kabar gembira yang diberitahukan oleh Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam di dalam riwayat Al-Turmudzi dari Ibnu Abbas bahwa Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Ya Allah, Muliakanlah Islam ini dengan salah seorang dari dua lelaki yang Engkau sukai, yaitu Abi Jahl atau Umar bin Al-Khattab”. Ibnu Abbas berkata; Maka yang lebih dicintainya adalah Umar”.[3]
Diriwayatkan oleh Al-Bukhari di dalam kitab shahihnya dari Ibnu Mas’ud radhiallahu ‘anhu bahwa dia berkata, “Kami dalam keadaan mulia sejak masuknya Umar ke Islam”.[4]
Ibnu Abbas berkata, “Orang yang pertama masuk Islam secara terang-terangan adalah Umar”. Para sejarawan menyebutnya sebagai orang yang bertubuh sangat tinggi, sehingga jika dia mengendarai seekor kuda maka kakinya menjulur ke tanah, bersamaan dengan itu dia adalah seorang lelaki yang kekar berbahu lebar, berlengan kuat,  berkulit putih kemerah-merahan. Banyak hadits yang menjelaskan tentang kedudukan dan keutamaannya di antaranya adalah hadits yang diriwayatkan oleh Al-Turmudzi di dalam sunannya dari Uqbah bin Amir bahwa Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Seandainya ada seorang Nabi yang muncul setelahku maka Nabi itu adalah Umar”.[5]
Di dalam Al-Shahihaini dari Abi Hurairah radhiallahu ‘anhu berkata: Pada saat aku tertidur dan diperlihatkan kepadaku surga, tiba-tiba seorang wanita sedang berwudhu’ di samping sebuah istana, maka aku bertanya, “Istana siapakah ini?. Maka mereka berkata, “Ini adalah istana Umar bin Al-Khattab, lalu aku mengingat kecemburuannya maka aku pergi meninggalkannya”. Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu berkata, “Umar menangis saat mendengar hal itu, lalu dia berkata. Apakah kepadamu saya harus cemburu wahai Rasul yang bapak dan ibuku sebagai tebusan bagimu”.[6]
Diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim di dalam kitab shahihnya dari Abi Sa’id Al-Khudri radhiallahu ‘anhu bahwa Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Pada saat aku tertidur aku melihat manusia berdatangan kepadaku dan mereka memakai baju pada badan mereka, di antara mereka ada yang bajunya sampai dada mereka, dan di antara mereka ada yang di bawah susu, lalu Umar datang dan dia memakai baju yang sangat panjang?. Para shahabat bertanya: Apakah penafsiran mimpi tersebut wahai Rasulullah?. Dia bersabda: “Agama (pemahaman terhadap agama) ”.[7]
Umar adalah seseorang yang diberikan ilham, beberapa ayat Al-Qur’an diturunkan sesuai dengan pendapatnya. Di dalam Al-Shahihaini dari Umar bahwa dia berkata, “Pendapatku sesuai dengan ayat-ayat Allah pada tiga perkara. Aku berkata, “Wahai Rasulullah seandainya kita menjadikan maqam Ibrahim sebagai tempat shalat, maka turunlah firman Allah subhanahu wa ta’ala:
قال الله تعالى : ﴿ (#räσªB$#ur `ÏB ÏQ$s)¨B zO¿Ïdºtö/Î) ~?|ÁãB (البقرة: 125)

 “Dan jadikanlah sebahagian maqam Ibrahim tempat salat”.(QS. Al-Baqarah: 125).
Dan ayat tentang hijab, aku berkata, “Wahai Rasulullah, seandainya engkau menyuruh kepada istri-istrimu untuk berhijab, sebab orang yang berbicara dengan mereka adalah orang yang baik dan buruk, lalu turunlah ayat tentang hijab maka berkumpullah para istri Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam dan cemburu kepadanya maka aku berkata kepada mereka (dengan membacakan sebuah ayat):
قال الله تعالى : ﴿ 4Ó|¤tã ÿ¼çmš/u bÎ) £`ä3s)¯=sÛ br& ÿ¼ã&s!Ïö7ム%¹`ºurør& #ZŽöyz £`ä3YÏiB(التحريم: 5)

 
“Jika Nabi menceraikan kamu, boleh jadi Tuhannya akan memberi ganti kepadanya dengan istri-istri yang lebih baik daripada kamu...”. (QS. Al-Tahrim: 5).
Begitu juga, pendapat Umar sesuai dengan ayat Allah di dalam sikap terhadap tawanan perang Badr, dan masalah meninggalkan shalat atas orang munafiq dan banyak lagi pendapat-pendapat yang lain. Dia adalah tokoh shahabat yang paling alim dan paham terhadap agama. Abdullah bin Mas’ud berkata, “Seandainya ilmu Umar diletakkan dalam sebuah timbangan dan seluruh ilmu orang yang hidup di muka bumi ini diletakkan dalam sebuah neraca timbangan yang lain maka pasti yang lebih berat adalah neraca timbangan ilmu Umar, dan bahkan para shahabat melihat bahwa dia telah membawa  pergi sembilan persepuluh ilmu.
Dirinya memegang jabatan khilafah setelah meninggalnya Abu Bakr ash-Shiddiq pada tahun ke tiga belas Hijriyah, dia sosok pribadi yang bertaqwa, wara dan zuhud, tidak menghiraukan cercaan orang lain dalam menegakkan agama Allah. Banyak terjadi penaklukan pada masa pemerintahannya bahkan negeri Persi dan Romawi jatuh takluk pada masa pemerintahannya, dan inilah keberhasilan yang paling besar di dalam sejarah kepeminpinannya. Dan pada suatu masa masyarakat ditimpa kelaparan yang parah, dunia mengalami musim paceklik, bumi menghitam, hujan tidak lagi turun pada masa itu, dan masa itu disebut dengan tahun ramad (tahun paceklik). Pada masa itu, makanan kesehariannya adalah roti dan minyak dan dia pernah berkata, “Aku tidak akan merasakan kekenyangan sehingga bayi-bayi kaum muslimin merasakan kekenyangan. Dan di dalam shahih Bukhari dari Amr bin Maimun Al-Anshori bahwa dia berkata, “Aku menyaksikan menjelang wafatnya Umar bahwa dia berkata, “Jika Allah menyelamatkan aku maka aku akan menjadikan para janda di Iraq mereka tidak butuh bantuan seorang lelakipun selamanya setelah aku meninggal dunia , namun tidaklah lewat hari keempat kecuali dia telah wafat”.[8]
Allah subhanahu wa ta’ala telah memuliakan Umar dengan mati syahid di jalan Allah, dan pembunuhannya dilakukan oleh  seorang pengkhianat lagi buruk yaitu Abu Lu’lu’ah Al-Majusi pada tahun dua puluh tiga hijriyah pada saat dirinya sedang mengimami kaum muslimin menjalankan shalat fajar dan dia menikamnya dengan sebilah pisau yang memiliki dua mata.
          Diriwayatkan oleh Al-Bukhari di dalam kitab shahihnya dari Ummul Mu’min Hafshah bahwa Umar pernah berdo’a, “Ya Allah berikanlah kepadaku mati syahid di jalan -Mu dan jadikanlah kematianku di negeri Rasul -Mu”.[9] Maka Allah mengabulkan permohonannya yang mulia.
Semoga Allah memberikan keridhaan-Nya kepada Umar dan memberikan balasan yang lebih baik karena perjuangannya membela Islam dan kaum muslimin dan semoga Allah mengumpulkan kita bersamanya di dalam surga -Nya yang mulia bersama para Nabi, orang-orang yang jujur, orang-orang yang mati syahid dan kaum yang shaleh dan mereka itulah sebaik-baik teman.
Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam, semoga shalawat dan salam tetap tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad dan kepada keluarga, shahabat serta seluruh pengikut beliau.


[1] Musnad Imam Ahmad; 2/53 dari Ibnu Umar ra
[2] Al-Bukhari: no: 3294 dan Muslim: no: 3396
[3] Sunan Turmudzi: 3681
[4] Al-bukhari: no: 3684
[5] Al-Turmudzi di dalam sunannya: 3686
[6] Al-Bukhari no: 7023 dan Muslim: no: 2394
[7]  Al-Bukhari no: 3691 dan Muslim: no: 2390
[8] Al-Bukhari no: 3700
[9] Al-Bukhari di dalam kitab shahihnya: no: 3700

Biografi Singkat Abu Bakr ash-Shiddiq


Biografi Singkat Abu Bakr ash-Shiddiq
Segala puji hanya bagi Allah, shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada baginda Rasulullah, dan aku bersaksi bahwa tiada tuhan yang berhak disembah dengan sebenarnya selain Allah yang Maha Esa dan tiada sekutu bagi -Nya dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan -Nya.. Amma Ba’du:
Di bawah ini kami ketengahkan sebuah cuplikan dari sejarah hidup seorang tokoh dan pahlawan umat Islam, seorang shahabat Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam yang mulia, agar kita bisa mengambil pelajaran dan ibroh dari perjalanan hidupnya.
Shahabat Rasulullah ini mengikuti semua peperangan bersama Rasulullah, seperti perang Badar, Uhud dan perang Khandak serta berbagai perang lainnya yang sangat menentukan dalam sejarah kaum muslimin. Beliau tidak pernah berpisah dengan Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam baik saat berada dalam negeri atau keluar musafir. Beliau lahir dua tahun enam bulan setelah tahun gajah, beliau telah meminpin para shahabat shalat berjama’ah saat sakitnya Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam sebelum wafatnya beliau. Dia termasuk orang yang paling dicintai oleh Beliau, Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam menikahi anaknya, dan dia termasuk orang yang pertama masuk Islam dari kalangan kaum lelaki, dan salah seorang tokoh yang diberi kabar gembira memasuki surga serta dia adalah orang terbaik dari golongan umat Islam setelah Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam. Dialah orang yang pernah menemani Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam saat bersembunyi di dalam gua, dan beliau telah mendapat kemuliaan bisa menemani Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam pada peristiwa hijrah dan Allah subhanahu wa ta’ala telah menurunkan sebuah ayat yang tetap akan didengungkan sampai hari kiamat. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
قال الله تعالى : ﴿ žwÎ) çnrãÝÁZs? ôs)sù çnt|ÁtR ª!$# øŒÎ) çmy_t÷zr& tûïÏ%©!$# (#rãxÿŸ2 šÎT$rO Èû÷üoYøO$# øŒÎ) $yJèd Îû Í$tóø9$# (التوبة: 40)

 “Jikalau kamu tidak menolongnya (Muhammad) maka sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir musyrikin Mekah) mengeluarkannya (dari Mekah) sedang dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua” . (QS. Al-Taubah: 40).
Umar Ibnul Khattab berkata, “Seandainya keimanan Abu Bakr ditimbang dengan keimanan seluruh umat ini maka akan lebih berat keimanan Abu Bakr”. Dia adalah orang yang jujur dari umat ini. Namanya adalah Abdullah bin Abi Quhafah Utsman bin Amir bin Amru Al-Qurasy dan umat ini telah sepakat untuk memberikan gelar padanya dengan kata ash-Shiddiq, sebab dialah orang yang segera membenarkan Nabi Muhammad SAW dan Aisyah pernah berkata tentang bapaknya, “Bapakku orang yang berkulit putih, langsing dan berpipi tipis, sedikit bungkuk dan bermata cekung”.
Banyak hadits Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam yang menjelaskan tentang keutamaan pribadi shahabat ini, dia adalah manusia terbaik di kalangan umat Islam setelah Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam. Di antara hadits-hadits yang menjelaskan tentang keutamaan shahabat Abu Bakr ash-shiddiq adalah sebuah hadits di dalam kitab shahih Muslim dari riwayat Aisyah menjelang akan wafatnya Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam: “Pangillah Abu Bakr, bapak dan saudaramu, sehingga aku menulis sebuah pesan, sungguh aku khawatir jika ada orang yang berangan-angan dan seseorang berkata: Aku yang lebih utama dan Allah dan orang-orang yang enggan beriman kecuali kepada Abu Bakr”.[1]
Para ulama berkata, “Di dalam hadits ini dijelaskan bahwa Ashiddiq adalah shahabat yang paling utama secara umum, dan orang yang paling berhak mendapatkan tampuk khilafah dan orang yang paling utama mengimami kaum muslimin.
Dirwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim di dalam kitab shahih keduanya disebutkan pada sebuah riwayat dari Abi Sa’id Al-Khudri RA bahwa Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sesungguhnya orang yang paling aku percayai untuk menjaga harta dan persahabatannya serta diriku adalah Abu Bakr, seandainya aku boleh memilih kekasih bagi diriku maka aku akan memilih nya sebagai kekasihku, namun persaudaraan dalam Islam dan janganlah engkau meninggalkan di dalam mesjid pintu apapun kecuali pintu Abu Bakr”.[2]
Diriwayatkan oleh Al-Turmudzi di dalam kitab sunannya dari Abi Hurairah  bahwa Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Tidak ada seorangpun yang telah mengulurkan bantuannya kepada kami kecuali kami telah membalasnya dengan balasan yang cukup kecuali untuk Abu Bakr, sesungguhnya dia memiliki jasa yang akan dibalas oleh Allah pada hari kiamat, dan tidak ada harta seorangpun yang memberikan manfaat bagiku melebihi manfaat harta Abu Bakr, seandainya aku boleh mengangkat seorang kekasih maka aku akan mengangkat Abu Bakr sebagai kekasihku, dan ketahuilah bahwa shahabat kalian (Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam) ini adalah kekasih Allah”.[3]
Dan setelah Abu Bakr RA masuk Islam dia telah menginfaqkan empat puluh ribu untuk kepentingan shadaqah dan memerdekakan budak.
Diriwayatkan oleh Al-Turmudzi dari Umar Ibnul Khattab berkata, “Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam memerintahkan kita untuk bersedeqah, saat itu aku memiliki harta maka aku berkata, “Pada hari inilah aku akan mengungguli Abu Bakr, semoga aku mengunggulinya pada pada hari ini”. Maka akupun mengambil setengah hartaku, maka Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Apa yang engkau tinggalkan untuk keluargamu?. Aku menjawab: Sejumlah yang aku shedeqahkan”. Lalu Abu Bakr datang dengan membawa seluruh hartanya dan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Wahai Abu Bakr, apa yang kamu tinggalkan untuk keluargamu?. Dia menjawab: Aku meninggalkan Allah dan Rasul -Nya. Lalu Umar berkata: Demi Allah aku tidak bisa mengunggulinya dalam kebaikan untuk selamanya”.[4]
Diriwayatkan oleh Al-Turmudzi di dalam kitab sunannya dari Abi Sa’id RA bahwa Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sesungguhnya orang-orang yang berada pada tingkatan tertinggi di surga, akan melihat orang yang ada di bawahnya sebagaimana kalian melihat bintang yang terbit di ufuk langit dan sungguh Abu Bakr bersama Umar termasuk penghuni keduanya dan alangkah nikmatnya mereka berdua”.[5]
Diriwayatkan oleh Al-Turmudzi dari hadits Anas bahwa Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda kepada Abu Bakr dan Umar, “Dua orang ini adalah pemimpin para penghuni surga yang dewasa baik generasi yang terdahulu atau yang akan datang kecuali para Nabi dan Rasul”.[6]
Beliau telah memegang tampuk khilafah negara Islam setalah wafatnya Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam dan masa jabatannya adalah dua tahun tujuh bulan. Dan pada saat bangsa Arab goncang oleh kemunafiqan,  sementara orang-orang Anshor juga tidak bisa berbuat banyak untuk membantu beliau, Aisyah berkata: “Seandainya gunung yang kokoh tertimpa dengan apa yang menimpa Abu Bakr maka dia akan hancur lebur”. Dan Abu Bakr pernah berkata pada saat yang genting tersebut:  Aku akan memerangi orang yang membedakan antara shalat dan zakat, sebab zakat adalah hak harta, demi Allah seandainya mereka enggan mengeluarkan zakat hewan yang mereka tunaikan pada zaman Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam maka aku pasti memerangi mereka karena keengganan mereka menunaikan zakat”.[7]
Para ulama berkata, “Allah telah menjaga agama ini dengan dua orang lelaki yaitu Abu Bakr pada saat dia memerangi orang-orang yang keluar dari Islam dan Ahmad bin Hambal pada saat terjadinya fitnah Jahmiyah.
Al-Qur’an dikumpulkan pada masanya, dan Ali bin Abi Thalib berkata; Orang yang paling banyak pahalanya dalam mengumpulkan Al-Qur’an adalah Abu Bakr.
Aisyah RA berkata, “Permulaan sakitnya Abu Bakr adalah pada saat beliau mandi pada hari senin pada hari ketujuh dari jumadil akhir, hari itu cuaca sangat dingin, maka dia sakit selama lima belas hari yang menyebabkan dirinya tidak keluar untuk shalat berjamaah, banyak para shahabat yang menjenguknya pada saat dia sakit,  dan mereka pernah berkata: Bolehkah kami memanggil seorang tabib untuk melihat apa yang engkau derita?. Abu Bakr menjawab; Dia telah melihatku, para shahabat bertanya; Apa yang dia katakan?. Dia berkata: Sesungguhnya semua kehendak -Ku pasti terlaksana seperti apa yang Aku inginkan”. Aisyah berkata: Pada saat rasa sakit yang menimpa bapakku telah kritis aku menyenandungkan bait syair di bawah ini:
Sungguh kekayaan tidak memberikan apapun bagi seseorang
Apabila nafas kematian sudah terdengar dan dada menyempit
Lalu dia membuka wajahnya dan berkata, “Bukan itu wahai anakku akan tetapi bacalah firman Allah:
قال الله تعالى : ﴿ôNuä!%y`ur äotõ3y ÏNöqyJø9$# Èd,ptø:$$Î/ ( y7Ï9ºsŒ $tB |MYä. çm÷ZÏB ßÏtrB ÇÊÒÈ (ق: 19)

Dan datanglah sakaratulmaut dengan sebenar-benarnya. Itulah yang kamu selalu lari daripadanya. (QS. Qaaf: 19)
Kemudian dia berkata, “Lihatlah pada pakaianku ini dan cucilah dia lalu kafanilah aku dengannya sesungguhnya orang yang masih hidup lebih butuh pada yang baru dari pada orang yang telah mati, dan dia mewasiatkan agar dikuburkan disamping kuburan Rasulullah SAW. Lalu setelah dia wafat maka kepalanya disejajarkan dengan pundak Rasulullah SAW dan menempelkan lahadnya dengan kubur Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam.
Semoga Allah meredhai Abu Bakr dan memberikan ganjaran yang lebih baik dari jasa-jasanya di dalam Islam dan kaum muslimin serta mengumpulkan kita di dalam surga yang mulia bersama para Nabi, orang-orang yang jujur dan para syuhada serta orang-orang yang shaleh dan mereka itulah sebaik-baik teman.
Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam, semoga shalawat dan salam tetap tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad dan kepada keluarga, shahabat serta seluruh pengikut beliau.


[1] Shahih Muslim: no: 2387
[2] Al-Bukhari: no: 3904 dan Muslim: no: 2382
[3] Sunan Turmudzi: no: 3661
[4] Sunan Al-Tirmdzi no: 3675 dan dia berkata; Hadits hasan shahih.
[5] HR. Turmudzi: no; 3658
[6] Sunan Turmudzi: no: 3664
[7]  No: 20